Majuli pulau di tengah sungai Brahmaputra
Seorang warga kemudian memutuskan untuk melakukan sesuatu untuk membendung erosi pulau Majuli. Sejak tahun 1979, pegawai kehutanan, Jadav Payeng, telah mendedikasikan hidupnya untuk memperkuat pulau dengan membangun hutan di salah satu dataran pasir yang gersang, pohon demi pohon ia tanam sendiri. Pohon sangat penting untuk menjaga efek erosi di teluk karena tidak hanya akar mereka yang menahan tanah agar kuat, mencegah penggerusan, tetapi mereka juga bertindak sebagai pemecah angin (windbreakers), memperlambat angin sehingga lebih kecil kemungkinannya untuk meniup tanah dan pasir pergi.
Jadav Payeng |
Dinamakan hutan Molai, begitu kaya dan padat, populasi besar satwa liar, termasuk beberapa spesies yang terancam punah, telah pindah kesana. "Seratus lima belas gajah tinggal di sana selama tiga bulan setiap tahun," kata Payeng dalam film dokumenter tentang dirinya yang disebut Manusia Hutan, dirilis oleh pembuat film Kanada William Douglas McMaster tahun lalu. "Di hutan saya ada juga badak, rusa, dan banyak harimau. Setelah 40 tahun, kami juga telah melihat burung vulture kembali ke daerah ini."
Molai Forest juga mencakup banyak spesies tanaman, termasuk arjun (Terminalia arjuna), ejar (Lagerstroemia speciosa), goldmohur (Delonix regia), koroi (Albizia procera), dan moj (Archidendron bigeminum), ditambah 300 hektar bambu.
Anda dapat menonton film dokumenter yang benar-benar indah tentang Payeng dan teman fotografer nya, Jitu Kalita, di bawah ini:
Source: Gizmodo
0 Response to "Manusia Hutan dari Majuli"
Posting Komentar