Fenomena tersebut terjadi pada tanggal 27 Januari 2015 di 80 kilometer (50 mil) timur laut dari Roma, atau 500 kilometer (311 mil) barat laut dari Brisbane. Fenomena ini dikenal oleh para ahli meteorologi sebagai microbursts,
Microburst adalah sebuah downdraft (angin yang menghempas kebawah) dalam skala kecil dan sangat intens yang turun ke tanah yang menyebabkan perbedaan/penyimpangan angin yang kuat. Sebuah microburst awalnya berkembang ketika downdraft mulai meluncur ke bawah dari awan hujan. Area yang diliputinya biasanya kurang dari 4 kilometer. Microbursts mampu menghasilkan angin lebih dari 100 mph menyebabkan kerusakan yang signifikan. Rentang waktu terjadinya sebuah microburst adalah sekitar 5-15 menit.
Ketika hujan turun atau bercampur dengan udara kering, ia mulai menguap dan proses penguapan ini mendinginkan udara. Udara sejuk tersebut turun dan mengalami percepatan saat mendekati tanah. Ketika udara sejuk tadi mendekati tanah, ia akan menyebar ke segala penjuru dan penyimpangan arah angin inilah yang disebut microburst. Dalam iklim lembab, microburst juga dapat dihasilkan dari curah hujan yang tinggi.
Peter Thompson, yang merekam fenomena microburst dengan kamera ponselnya menggambarkan peristiwa ini sebagai seperti "bola air jatuh" dan "tampak seperti bagian bawah awan jatuh." Kata Thompson, "Saya rasa dari ketika saya pertama kali mulai melihat bola itu terbentuk sampai dia menyentuh tanah, hanya sekitar dua menit. "
Kecepatan microbursts yang dapat menghempaskan apa saja yang ”dilabrak”nya betul-betul sangat berbahaya untuk penerbangan. Selama tahap ledakan di atas atau dekat awan, angin "keriting" sebagai udara dingin dari microburst bergerak menjauh dari impact point di atas tanah. (Disebut juga tahap bantalan/cushion stage). Selama tahap bantalan, angin keriting tadi terus bergerak cepat secara horizontal dan sangat mengancam pesawat yang diterjangnya. Ilustrasi di atas bisa sedikit menggambarkan proses terjadinya microburst.
Microburst diklasifikasikan sebagai microbursts kering atau basah, tergantung pada seberapa banyak curah hujan yang menyertai microburst ketika mencapai tanah.
Situs Australian Bureau of Meteorology mencatat bahwa microbursts juga dapat terjadi tanpa hujan deras, menciptakan downdraft tiba-tiba di udara yang terbukti mematikan bagi pilot. Dalam kasus ini, sebagian besar hujan telah menguap sebelum mencapai tanah.
Microburst kurang tersosialisasi dikalangan operator penerbangan kita, sehingga fenomena microburst ini jarang terdengar dilibatkan dalam setiap kasus investigasi kecelakaan pesawat, walau mungkin saja ia sering datang seperti halnya di negara lain. Seperti hasil penelitian di AS, diketahui bahwa microburst merupakan salah satu penyebab jatuhnya pesawat di sekitar landasan pacu.
Microburst Thompson ini terjadi pada tanggal 27 Januari, ketika suhu di daerah tersebut telah mencapai 39 ° C.
Baca Juga:
Source: ABC News
0 Response to "Bola Besar Air yang Jatuh dari Langit"
Posting Komentar